"“Wahai Ali, sesungguhnya Allah swt menunjuki seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya). (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)."


Kamis, 13 Maret 2014

Konsep Rumah ISLAMI


Seiring perkembangan zaman, rancangan rumah semakin beragam dan kreatif.  Rumah saat ini  tidak  lagi hanya sebagai tempat tinggal dan berteduh semata. Bangunan rumah juga menunjukan status ekonomi sang pemilik sekaligus miningkatkan prestice. Sehingga banyak rancangan bangunan yang berusaha mencapai tujuan tersebut. Para ahli bangunan telah menentukan tiga faktor utama sebagai syarat membuat bangunan yang baik dengan arsitektur yang baik,  yaitu pertama bangunan tersebut harus fungsional. Kedua, bangunan harus kokoh sehingga menciptakan rasa aman bagi penghuni. Ketiga bangunan tersebut haruslah indah (estetis). Demi memenuhi ketiga faktor tersebut banyak arsitek mencari inspirasi dari berbagai bentuk bangunan di  belahan dunia, kekayaan budaya, hingga ajaran kepercayaan tertentu. Setiap wilayah memiliki karakteristik lingkungan yang berbeda-beda hingga corak bangunannya pun beragam. Pengaruh ajaran/kepercayaan  dan nilai-nilai tertentu pun sangat mempengaruhi rancangan bangunan yang dibuat. Kita bisa melihat bagaimana suatu kepercayaan mampu menentukan bentuk dan corak bangunan seperti orang-orang china dengan fengshui-nya, bangunan jepang yang tak lepas dari ajaran Shinto-nya, dan bangunan megah masa lalu pada abad 13 M yang dipengaruhi akuluturasi ajaran hindu dan budha di Indonesia. Semua bangunan yang terinspirasi dari nilai tersebut akan memiliki ciri khas tersendiri. Mulai dari warna, bentuk bangunan hingga tata letak ruangan bangunan.
 
Begitu juga dengan ISLAM. ISLAM memiliki pandangan yang khas tentang kehidupan manusia. Di dalam ISLAM,seorang muslim haruslah berpegang teguh pada syariah. Sehingga mendorong seorang muslim harus menciptakan bangunan yang ideal. Ideal disini dimaksudkan adalah bangunan yang memenuhi syarat syariah. Syariah ISLAM memandang bahwa seorang muslim terutama wanita memiliki kehidupan umum/publik  (hayatul amm) dan khusus (hayattul Khos). Perlakuan terhadap dua kehidupan tersebut sangatlah berbeda. Sehingga penggunaan fungsi ruangan dan desaign rumah haruslah memudahan seorang muslim untuk menjaga kedua wilayah tersebut. Hayatul amm adalah wilayah yang bias diakses oleh siapa saja dengan ijin ataukan tanpa seijin pemiliki rumah. Sedangkan wilayah  hayatul khos adalah wilayah yang hanya bisa diakses oleh mahram sang pemiliki rumah. Sekalipun tidak menutup kemungkinan orang selain itu bisa masuk namun harus dengan seizin pemilik rumah. Kenapa terdapat kedua wilayah ini? Semua ini disebabkan adanya perintah syariah yang mengharuskan seorang muslim terutama muslimah menjaga aurat. Kedua wilayah tersebut memiliki batasan aurat yang berbeda. Bagi seorang muslim mungkin tidak terlalu sulit karena batasan auratnya dari pusar hingga lutut. Akan tetapi berbeda dengan muslimah, mereka harus menutup seluruh tubuh mereka kecuali wajah dan telapak tangan (dengan jilbab dan kerudung) bila berada di hayatul amm. Sedangkan jika berada di hayatul khos, mereka dapat menampakkan perhiasan yang biasa tampak pada diri mereka. Sehingga bangunan yang ideal dalam ISLAM yang  mampu melindungi kehidupan khusus pemiliknya. Walaupun begitu tidak bearti meninggalkan usur keindahan pada bangunan.
Konsep rumah  islami dapat dikelompokkan dalam tiga area. Area pertama adalah area public. Pada area ini memungkinkan ada interaksi pemilik rumah dengan orang lain. Pada area ini harus dirancang multi fungsi. Saat pemilik rumah akan ada interaksi  atau aktivitas yang melibatkan orang lain dapat menggunakan ruangan ini dengan nyaman tanpa takut area khosnya tersingkap. Area ini meliputi halaman depan dan ruang tamu. Area kedua adalah area privasi penghuni rumah. Area ini meliputi kamar mandi dan kamar tidur pemilik rumah (orang tua dan anak) dan pembantu. Jumlah kamar tidur harus disesuaikan dengan kebutuhan. Dikarenakan penggunaannya pun diatur di dalam ISLAM. Tuntunannya adalah kamar orang tua dan anak terpisah, dan kamar anak laki-laki dan perempuan pun berbeda. Bila menggunakan jasa pembantu rumah tangga pun harus dijaga ranah khosnya. Area ketiga adalah area servis khos. Area ini meliputi rang keluarga, ruang makan, ruang dapur,ruang kerja/baca tempat cuci baju dan jemur baju. Area  servis ini  harus tetap terjaga dari pandangan pihak luar rumah. Terutama diperuntukkan pemilik rumah (muslimah)  agar dapat mengakses dan beraktivitas di ruangan tersebut dengan aman tanpa takut tersingkap auratnya.
Sehingga dalam merancang desain rumah islami juga harus memikirkan material yang digunakan. Ambil contoh dalam  pemilihan pagar rumah dipilih bentuk dan bahan tidak hanya kokoh namun juga mampu meminimalisir terlihatnya aktivitas keseharian pemilik rumah (ex: menyapu menyiram tanaman). Dengan begitu tetap bisa braktivitas bebas walau tidak harus tertutup rapat auratnya (mis: tanpa menggunakan kaos kaki). Sekalipun bahan yang digunakan tidak harus selalu tertutup rapat. Hal ini dapat disiasati dengan bentuk dan aksen pada pagar. Begitu juga pemilihan materi yang digunakan pada bagian depan rumah menghindari bahan transparan. Hal tersebut dapat merusak wilyah khos penghuni rumah. Termasuk bagian rumah pada tingkat atas juga harus terjaga wilayah am dengan area khususnya. Bila ada balkon tetap harus bisa melindungi wilayah di belakang balkon dari pandangan luar. Penjagaan atas wilayah khusus bukan untuk membatasi tempat udara dan cahaya keluar masuk rumah. Jendela dan ventilasi dapat dirancang lebih tinggi atau menggunakan system 2 daun jendela sehingga memudahkan cahaya masuk tanpa harus mengumbar wilayah khos. Perancangan desain kamar mandi pun harus diperhatikan. Desain kamar mandi dapat di bagi 2 wilayah, yaitu basah dan kering. Sehingga bila ada muslimah yang menggunakan dapat dengan bebas menggenakan kerudung, jilbab, dan kaos kaki di dalam kamar mandi tanpa harus takut terkena najis. Kemudian area dapur, ruang cuci baju dan jemuran pun di desain dengan teliti.  Muslimah dapat beraktifitas bebas tanpa harus ribet bolak-balik menggunakan kerudung dan jilbab saat melakukan aktivitas di area ini. Area ini bisa didesain agak terbuka karena membutuhkan tempat aliran asap masakan dan cahaya yang cukup, maka pagar belakang rumah harus lebih tinggi dari bakal rumah utama. Sehingga aurat pemilik rumah akan tetap terjaga sembari mengerjakan aktivitas rumah mereka.
Oleh sebab itu rancangan bangunan rumah islami haruslah dirancang sedetail mungkin. Perancangan detail dimaksudkan agar ke tiga faktor utama terwujud, yaitu fungsionalis, membuat aman, dan indah. Batasan-batasan yang di berikan syariah bukan dalam rangka membatasi kreativitas para arsitek dalam merancang sebuah rumah. Namun sebaliknya justru mendorong para arsitek mampu berkreasi sekreatif mungkin memenuhi kebutuhan kaum muslimin akan rumah yang kokoh, aman, dengan keindahan yang bernilai tinggi. Selamat mencoba.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Inspirasi Dakwah All Right Reserved